Senin, 02 Desember 2013

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LIPID


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
LIPID
DPP/DPJ        : Ir. Apul Sitohang, Msi
ASISTEN       : GEMI NASTITI GULO
                          ARNIS WATI LAURA SIMANJUNTAK


OLEH :
HARRY PRANATA PURBA
120410005
I




LABORATORIUM BIOKIMIA
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.
 Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya. Lipid adalah senyawa biomolekul yang digunakan sebagai sumber energi dan merupakan komponen struktural penyusun membran serta sebagai pelindung vitamin atau hormon. Lipid dapat dibedakan menjadi trigliserida, fosfolipid, dan steroid. Trigliserida sering disebut lemak atau minyak. Disebut lemak jika pada suhu kamar berwujud padat. Sebaliknya, disebut minyak jika pada suhu kamar berwujud cair.
Perannya pada kehidupan sehari hari yang cukup banyak maka kita harus mengetahui lemak atau lipid ini lebih mendalam, Karena ini dianggap penting dalam bahan pangan, maka pada praktikum ini akan menguji berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa pelarut.

1.2.    Tujuan
1. Untuk Mengetahui Uji Kelarutan
2. Untuk Mengetahui Reaksi Penyabunan
1.3.     Waktu / Tempat Praktikum
WAktu                    : 15.00 WIB
Tempat Praktikum  : Laboratorium BIOKIMIA Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo   
                                 Thomas Sumatera Utara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Suatu lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah  senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic se[erti eter, aseton, kloroform, dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid.
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (fessenden & fessenden, 1982)
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et al,2007).
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut: 
UJI KELARUTAN LIPID
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar. (Garjito,M.1980)

UJI  ACROLEIN
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih. ( Ketaren, 1986 )

UJI KEJENUHAN PADA LIPID 
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.  
 Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble. ( Budha,K.1981 )
UJI KETENGIKAN   
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Syamsu 2007). 

UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Pramarsh 2008). 

UJI LIEBERMAN BUCHARD 
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif
 Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.(WikiAnswers 2013).

UJI BILANGAN IOD
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan lemak yang barasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak  yang mempunyai titik lebur  tinggi mengandung asam lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yang basa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida. (Hart, 1987)





BAB III METODE
3.1.    Bahan dan Alat
3.1.1 Bahan
·                     Minyak Kelapa
·                     Minyak kelapa sawit
·                     Mentega
·                     Margarin
·                     Vitamin E ( tokoferol )

2.     Pelarut :                  
·                     Eter
·                     Kloroform
·                     Alkohol panas
·                     Alkohol dingin
·                     Basa encer
·                     Asam encer
·                     Aquadest

3.1.2 Alat                                      
·                     Gelas piala
·                     Erlenmeyer
·                     Buret
·                     Batang pengaduk
·                     Pipet tetes
·                     Aluminium foil
·                     Timbangan


3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Uji kelarutan
1.             Dimasukkan 5 ml pelarut atau pereaksi ke dalam tabung reaksi yang sudah di bersihkan.
2.             Dimasukkan bahan percobaan sebanyak 0,5 gram ke dalam tabung yang sudah berisi bahan pelarut.
3.             Kemudian dikocok isi tabung dengan kuat-kuat dan diamati apa yang terjadi.
4.             Kemudian untuk dapat melihat apakah terlarut, maka pelarut diuapkan.
3.2.2. Reaksi Penyabunan
1.             Dimasukkan 10 ml minyak kedalam beaker gelas dan ditambahkan 15 ml 0,1 N NaOH.
2.             Kemudian dipanaskan sampai mencapai suhu 80 °C sambil diaduk dan di amati apa yang terjadi.
3.             Lalu didiamkan selama 24 jam dan di amati keesokan hari nya.
3.2.3.      Terjadinya Emulsi
1.             Dimasukkan 3 ml air kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes NaCO  0,5N.
2.             Dimasukkan 1 ml minyakke dalam, kemudian dikocok dan dicatat waktu yang dibutuhkan sampai terjadi emulsi. Percobaan ini diulangi untuk minyak tengik.lalu dilihat lah dan sekaligus buat pembahasan dari dua contoh ini.
3.             Disediakan 2 buah tabung reaksi, lalu masing-masing diisi dengan 2 ml minyak dan tambahkan 3 ml air. Diamati apa yang terjadi
4.             Kemudian dimasukkam 1 ml putih telur pada tabung pertama dan pada tabung kedua dimasukkan 1 ml kuning telur. Selanjutnya kocok dan diamati apa yang terjadi.
3.2.4.      Uji ketidakjenuhan
1.             Dimasukkan 1 ml masing-masing bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang bersih,kemudian tambahkan 1 ml benzena.
2.             Dikocok tabung raksi hingga semua bahan larut.
3.             Ditambahkan tetes demi tetes larutan yodium 0,1 N sambil dikocok.
4.             Lalu dilihat perubahan dan perbedaan yang terjadi antara bahan yang satu dengan yang lain.
3.2.5.      Ekstraksi dan Uji kholestrol
1.             Diambil otak sapi dengan cara menggores dengan menggunakan kaca halus. Lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan eter secukupnya dan ditutup dengan kertas aluminium foil.
2.             Kemudian dikocok dengan menggunakan magnetik stirrer selama 1 jam dan selanjutnya disaring.
3.             Selanjutnya filtratnya diuapkan pada kaca arloji pada ruang asam. Keristal yang diperoleh merupakan kholestrol.
4.             Untuk menguji kholestrol, kristal tadi yang diperoleh tambahkan 2-3 ml kloroform. Melalui dinding tabung ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat perlahan-lahan serta ditambahkan 3 tetes asam sulfat oekat. Kemudian diamati dan dicatat apa yang terjadi.



BAB IV PEMBAHASAN
4.1.            Data ( Terlampir )
4.2.            Pembahasan
Dari hasil percobaan pada uji kelarutan, uji penyabunan, uji noda, dan asam basa terlihat jumlah dan perbedaan lipid/lemak memilki sifat-sifat tersendiri pada bahan yang diujikan, yaitu minnyak kelapa sawit, minyak kelapa, margarin dan mentega akan berubah warnanya setelah ditetesi oleh zat-zat yang telah dilakukan pada percobaab diatas. Komponen bahan yang pertama minyak kelapa  ,di tambahkan eter 5 ml kemudian di kocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna kuning, Aroma berbau eter, dan teksturnya terlarut. Kemudian minyak kelapa di tambahkan klorofrom 5 ml lalu di kocok kuat-kuat setelah itu di masukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna bening, aroma berbau kloroform,dan teksturnya terlarut. Lalu minyak kelapa di campurkan dengan alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok kuat-kuat seielah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna putih susu,aroma tidak berbau,dan teksturnya mengendap.dan yang terakhir alkohol panas ditambahkan alkohol panas sebanyak 5 ml lalu dikocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna putih susu, aroma berbau alkohol, dan teksturnya mengendap. Kemudian bahan kedua minyak kelapa sawit, di tambahkan eter 5 ml kemudian di kocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna kunning, Aroma berbau eter, dan teksturnya terlarut. Kemudian minyak kelapa sawit di tambahkan klorofrom 5 ml lalu di kocok kuat-kuat setelah itu di masukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna bening, aroma berbau kloroform,dan teksturnya terlarut. Lalu minyak kelapa sawit di campurkan dengan alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok kuat-kuat seielah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna pitih kekuningan,aroma tidak berbau,dan teksturnya mengendap.dan yang terakhir alkohol panas ditambahkan alkohol panas sebanyak 5 ml lalu dikocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna putih , aroma tidak berbau, dan teksturnya terlarut. Bahan ketiga margarin, di tambahkan eter 5 ml kemudian di kocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna kuning, Aroma berbau eter, dan teksturnya terlarut. Kemudian margarin di tambahkan klorofrom 5 ml lalu di kocok kuat-kuat setelah itu di masukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna kuning, aroma berbau kloroform,dan teksturnya terlarut. Lalu margarin di campurkan dengan alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok kuat-kuat seielah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna bening kekuningan,aroma berbau margarin,dan teksturnya mengendap.dan yang terakhir alkohol panas ditambahkan alkohol panas sebanyak 5 ml lalu dikocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna bening kekuningan , aroma berbau margarin, dan teksturnya mengendap.dan pada percobaan yang kedua yaitu menentukan reaksi penyabunan dengan bahan percobaan minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Percobaan pertama dimasukkan 10 ml minyak kelapa sawit kedalam beaker glas  dengan penambahan bahan larutan 15 ml 0,1 N NaOH kemudian dipanaskan sampai suhu 80 °C sambil diaduk dan diamati apa yang terjadi. Apabila belum terjadi apa-apa terhadap bahan tersebut maka dibiarkan dulu hingga dingin lalu beaker glas yang berisi minyak kelapa sawit yang diuapkan tadi di tutup dengan kertas aluminium foil dan disimpan hingga besok dan  hasilnya kelihatan. Percobaan ke dua dimasukkan 10 ml minyak kelapa kedalam beaker glas  dengan penambahan bahan larutan 15 ml 0,1 N NaOH kemudian dipanaskan sampai suhu 80 °C sambil diaduk dan diamati apa yang terjadi. Apabila belum terjadi apa-apa terhadap bahan tersebut maka dibiarkan dulu hingga dingin lalu beaker glas yang berisi minyak kelapa sawit yang diuapkan tadi di tutup dengan kertas aluminium foil dan disimpan hingga besok dan  hasilnya kelihatan.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
1.             Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari  golongan yang berbeda.
2.             Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform.
3.             lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
4.             Lipid adalah  senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain.
5.             Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh.

5.2.       Saran
Sedikit saran dari saya kepada asisten lab agar dapat memperhatikan para praktikal yang belum mengerti dalam menjalankan praktikum tersebut. Kepada asisten lab agar tidak bosan mengajari kami, dan selalu mengingatkan kami para praktikal. Harapan saya semoga praktikum Biokimia ini dapat berjalan dengan baik sampai selesai.


DAFTAR PUSTAKA
Budha,K.1981. Kelapa dan hasil pengolahannya.Fakultas teknologi dan pertanian     Universitas Udayana: Denpasar
Fessenden dan Fessenden.1982.Kimia Organik II,edisi ketiga.Jakarta: Erlangga
Garjito,M.1980.Minyak:Sumber,penanganan, pengelolahan, dan pemurnian.         Fakultas Teknologi pertanian UGM: Yogyakarta
Hart, Harold. 1987. Kimia Organik edisi keenam. Jakarta : Erlangga.
Ketaren.1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.        UniversitasIndonesia press: Jakarta
Pramarsh. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Salirawati et al.2007.belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo
Syamsu,2007. Kimia Organik. Edisi I. Binarupa Aksara : Jakarta.
Trilaksani,W.2013.Antioksidan Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja, dan peran  terhadap kesehatan. Laporan penelitian.Bogor:IPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar