LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
LIPID
DPP/DPJ :
Ir. Apul Sitohang, Msi
ASISTEN : GEMI
NASTITI GULO
ARNIS WATI LAURA SIMANJUNTAK
OLEH :
HARRY PRANATA PURBA
120410005
I
LABORATORIUM BIOKIMIA
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dikehidupan
sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega
dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung,
minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan
minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan
minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut air
yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter
dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam
nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya. Lipid adalah senyawa
biomolekul yang digunakan sebagai sumber energi dan merupakan komponen
struktural penyusun membran serta sebagai pelindung vitamin atau hormon. Lipid
dapat dibedakan menjadi trigliserida, fosfolipid, dan steroid. Trigliserida
sering disebut lemak atau minyak. Disebut lemak jika pada suhu kamar berwujud
padat. Sebaliknya, disebut minyak jika pada suhu kamar berwujud cair.
Perannya pada kehidupan sehari hari yang cukup banyak maka kita harus
mengetahui lemak atau lipid ini lebih mendalam, Karena ini dianggap penting
dalam bahan pangan, maka pada praktikum ini akan menguji berbagai bahan yang mengandung
lipid pada beberapa pelarut.
1.2. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Uji Kelarutan2. Untuk Mengetahui Reaksi Penyabunan
1.3. Waktu / Tempat Praktikum
WAktu : 15.00 WIB
Tempat Praktikum : Laboratorium BIOKIMIA Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo
Thomas Sumatera Utara.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Suatu lipid
didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu
hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah senyawa yang merupakan ester
dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic se[erti eter, aseton,
kloroform, dan benzene.
Lipid tidak
memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan
yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi
menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid.
Lemak dan
minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti
“triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat
sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.
Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida
dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (fessenden & fessenden, 1982)
Lemak
digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun
penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh Lemak yang mengandung
asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap.
Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak
jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai
ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi,
dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh
(Salirawati et al,2007).
Terdapat
berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis
kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah
sebagai berikut:
UJI KELARUTAN LIPID
Uji ini
terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai
macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran
pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid
tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar
sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar. (Garjito,M.1980)
UJI ACROLEIN
Uji
kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi
gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid
akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji akrolein digunakan
untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah
ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol
akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai
akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai
dengan asap putih. ( Ketaren, 1986 )
UJI KEJENUHAN PADA LIPID
Uji
ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk
asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod
Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah
kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes
demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan
perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat
dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak
tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif
ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak,
lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali
pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon
asam lemak.
Trigliserida yang
mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan
halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam
lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal.
Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak
jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble. ( Budha,K.1981
)
UJI
KETENGIKAN
Uji
kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi
lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh
oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya,
sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini
berfungsi sebagai penampak bercak. Setelah itu, kertas digantungkan di dalam
erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion
hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal
bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat
reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Syamsu
2007).
UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL
Uji
Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu
dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai
pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol,
maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat
terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Pramarsh
2008).
UJI LIEBERMAN BUCHARD
Uji
Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini
adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke
dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan
kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat
pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit.
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke
dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3
kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk
ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna
hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif
Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya
perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan
akhirnya menjadi hijau tua.(WikiAnswers 2013).
UJI BILANGAN IOD
Lemak hewan
pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan lemak yang barasal
dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur
tinggi mengandung asam lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yang basa disebut
minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai
susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan
asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium
dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak
ikatan rangkap,makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.
Dikehidupan
sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega
dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung,
minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan
minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan
minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida. (Hart, 1987)
BAB III METODE
3.1. Bahan
dan Alat
3.1.1 Bahan
·
Minyak Kelapa
·
Minyak kelapa sawit
·
Mentega
·
Margarin
·
Vitamin E ( tokoferol )
2. Pelarut
:
·
Eter
·
Kloroform
·
Alkohol panas
·
Alkohol dingin
·
Basa encer
·
Asam encer
·
Aquadest
3.1.2 Alat
·
Gelas piala
·
Erlenmeyer
·
Buret
·
Batang pengaduk
·
Pipet tetes
·
Aluminium foil
·
Timbangan
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1
Uji kelarutan
1.
Dimasukkan 5 ml pelarut atau pereaksi ke
dalam tabung reaksi yang sudah di bersihkan.
2.
Dimasukkan bahan percobaan sebanyak 0,5
gram ke dalam tabung yang sudah berisi bahan pelarut.
3.
Kemudian dikocok isi tabung dengan
kuat-kuat dan diamati apa yang terjadi.
4.
Kemudian untuk dapat melihat apakah
terlarut, maka pelarut diuapkan.
3.2.2.
Reaksi Penyabunan
1.
Dimasukkan 10 ml minyak kedalam beaker
gelas dan ditambahkan 15 ml 0,1 N NaOH.
2.
Kemudian dipanaskan sampai mencapai suhu
80 °C sambil diaduk dan di amati apa yang terjadi.
3.
Lalu didiamkan selama 24 jam dan di
amati keesokan hari nya.
3.2.3. Terjadinya Emulsi
1.
Dimasukkan 3 ml air kedalam tabung
reaksi dan ditambahkan 3 tetes Na₂CO₃ 0,5N.
2.
Dimasukkan 1 ml minyakke dalam, kemudian
dikocok dan dicatat waktu yang dibutuhkan sampai terjadi emulsi. Percobaan ini
diulangi untuk minyak tengik.lalu dilihat lah dan sekaligus buat pembahasan
dari dua contoh ini.
3.
Disediakan 2 buah tabung reaksi, lalu
masing-masing diisi dengan 2 ml minyak dan tambahkan 3 ml air. Diamati apa yang
terjadi
4.
Kemudian dimasukkam 1 ml putih telur
pada tabung pertama dan pada tabung kedua dimasukkan 1 ml kuning telur.
Selanjutnya kocok dan diamati apa yang terjadi.
3.2.4. Uji ketidakjenuhan
1.
Dimasukkan 1 ml masing-masing bahan
percobaan kedalam tabung reaksi yang bersih,kemudian tambahkan 1 ml benzena.
2.
Dikocok tabung raksi hingga semua bahan
larut.
3.
Ditambahkan tetes demi tetes larutan
yodium 0,1 N sambil dikocok.
4.
Lalu dilihat perubahan dan perbedaan
yang terjadi antara bahan yang satu dengan yang lain.
3.2.5. Ekstraksi dan Uji kholestrol
1.
Diambil otak sapi dengan cara menggores
dengan menggunakan kaca halus. Lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer dan
ditambahkan eter secukupnya dan ditutup dengan kertas aluminium foil.
2.
Kemudian dikocok dengan menggunakan
magnetik stirrer selama 1 jam dan selanjutnya disaring.
3.
Selanjutnya filtratnya diuapkan pada
kaca arloji pada ruang asam. Keristal yang diperoleh merupakan kholestrol.
4.
Untuk menguji kholestrol, kristal tadi
yang diperoleh tambahkan 2-3 ml kloroform. Melalui dinding tabung ditambahkan
10 tetes asam asetat anhidrat perlahan-lahan serta ditambahkan 3 tetes asam
sulfat oekat. Kemudian diamati dan dicatat apa yang terjadi.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.
Data
( Terlampir )
4.2.
Pembahasan
Dari hasil percobaan pada uji kelarutan, uji penyabunan, uji
noda, dan asam basa terlihat jumlah dan perbedaan lipid/lemak memilki
sifat-sifat tersendiri pada bahan yang diujikan, yaitu minnyak kelapa sawit,
minyak kelapa, margarin dan mentega akan berubah warnanya setelah ditetesi oleh
zat-zat yang telah dilakukan pada percobaab diatas. Komponen bahan yang pertama
minyak kelapa ,di tambahkan eter 5 ml
kemudian di kocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80
°C dan menghasilkan warna kuning, Aroma berbau eter, dan teksturnya terlarut.
Kemudian minyak kelapa di tambahkan klorofrom 5 ml lalu di kocok kuat-kuat
setelah itu di masukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna
bening, aroma berbau kloroform,dan teksturnya terlarut. Lalu minyak kelapa di
campurkan dengan alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok kuat-kuat
seielah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna
putih susu,aroma tidak berbau,dan teksturnya mengendap.dan yang terakhir
alkohol panas ditambahkan alkohol panas sebanyak 5 ml lalu dikocok kuat-kuat
setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna
putih susu, aroma berbau alkohol, dan teksturnya mengendap. Kemudian bahan
kedua minyak kelapa sawit, di tambahkan eter 5 ml kemudian di kocok kuat-kuat
setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna
kunning, Aroma berbau eter, dan teksturnya terlarut. Kemudian minyak kelapa
sawit di tambahkan klorofrom 5 ml lalu di kocok kuat-kuat setelah itu di
masukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna bening, aroma
berbau kloroform,dan teksturnya terlarut. Lalu minyak kelapa sawit di campurkan
dengan alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok kuat-kuat seielah itu
dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna pitih
kekuningan,aroma tidak berbau,dan teksturnya mengendap.dan yang terakhir
alkohol panas ditambahkan alkohol panas sebanyak 5 ml lalu dikocok kuat-kuat
setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna
putih , aroma tidak berbau, dan teksturnya terlarut. Bahan ketiga margarin, di
tambahkan eter 5 ml kemudian di kocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam
oven dengan suhu 80 °C dan menghasilkan warna kuning, Aroma berbau eter, dan
teksturnya terlarut. Kemudian margarin di tambahkan klorofrom 5 ml lalu di
kocok kuat-kuat setelah itu di masukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan
menghasilkan warna kuning, aroma berbau kloroform,dan teksturnya terlarut. Lalu
margarin di campurkan dengan alkohol dingin sebanyak 5 ml kemudian dikocok
kuat-kuat seielah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C dan
menghasilkan warna bening kekuningan,aroma berbau margarin,dan teksturnya
mengendap.dan yang terakhir alkohol panas ditambahkan alkohol panas sebanyak 5
ml lalu dikocok kuat-kuat setelah itu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 °C
dan menghasilkan warna bening kekuningan , aroma berbau margarin, dan
teksturnya mengendap.dan pada percobaan yang kedua yaitu menentukan reaksi
penyabunan dengan bahan percobaan minyak kelapa sawit dan minyak kelapa.
Percobaan pertama dimasukkan 10 ml minyak kelapa sawit kedalam beaker glas dengan penambahan bahan larutan 15 ml 0,1 N
NaOH kemudian dipanaskan sampai suhu 80 °C sambil diaduk dan diamati apa yang
terjadi. Apabila belum terjadi apa-apa terhadap bahan tersebut maka dibiarkan
dulu hingga dingin lalu beaker glas yang berisi minyak kelapa sawit yang
diuapkan tadi di tutup dengan kertas aluminium foil dan disimpan hingga besok
dan hasilnya kelihatan. Percobaan ke dua
dimasukkan 10 ml minyak kelapa kedalam beaker glas dengan penambahan bahan larutan 15 ml 0,1 N
NaOH kemudian dipanaskan sampai suhu 80 °C sambil diaduk dan diamati apa yang
terjadi. Apabila belum terjadi apa-apa terhadap bahan tersebut maka dibiarkan
dulu hingga dingin lalu beaker glas yang berisi minyak kelapa sawit yang
diuapkan tadi di tutup dengan kertas aluminium foil dan disimpan hingga besok
dan hasilnya kelihatan.
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1.
Lipid tidak
memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari golongan yang berbeda.
2.
Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti
eter dan kloroform.
3.
lipid
didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu
hidrokarbon atau dietil eter.
4.
Lipid
adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang
kadang-kadang mengandung gugus lain.
5.
Lemak
digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun
penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh.
5.2.
Saran
Sedikit
saran dari saya kepada asisten lab agar dapat memperhatikan para praktikal yang
belum mengerti dalam menjalankan praktikum tersebut. Kepada asisten lab agar
tidak bosan mengajari kami, dan selalu mengingatkan kami para praktikal.
Harapan saya semoga praktikum Biokimia ini dapat berjalan dengan baik sampai
selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Budha,K.1981.
Kelapa dan hasil pengolahannya.Fakultas teknologi dan pertanian Universitas Udayana: Denpasar
Fessenden dan Fessenden.1982.Kimia Organik II,edisi
ketiga.Jakarta: Erlangga
Garjito,M.1980.Minyak:Sumber,penanganan,
pengelolahan, dan pemurnian. Fakultas
Teknologi pertanian UGM: Yogyakarta
Hart, Harold. 1987. Kimia Organik edisi
keenam. Jakarta : Erlangga.
Ketaren.1986. Pengantar teknologi minyak dan
lemak pangan. UniversitasIndonesia
press: Jakarta
Pramarsh. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Salirawati et al.2007.belajar kimia
menarik. Jakarta: Grasindo
Syamsu,2007.
Kimia Organik. Edisi I. Binarupa
Aksara : Jakarta.
Trilaksani,W.2013.Antioksidan
Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja, dan peran
terhadap kesehatan. Laporan penelitian.Bogor:IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar